This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 17 November 2012

"Jalan Terang Untuk Bayar Hutang"

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Seorang pria bernama Mukhlis tengah mendekam di Lapas Sukamiskin, Bandung. Bisnis yang begitu menggiurkan sesaat membuatnya terjerembab hutang hingga lebih dari Rp 2 milyar. Ia tak sanggup bayar dan perusahaan kreditur pun memperkarakannya hingga ia dipenjara.
Hari itu adalah Ahad, sudah dua pekan lebih Mukhlis berada di dalam
 sel sempit di balik jeruji. Ia merasa sedih dan kesepian. Kebebasan yang biasa ia hirup sebelumnya kini hanya tinggal kenangan. Jangankan untuk bersenang-senang dengan rekan dan sahabat, untuk berkumpul dengan keluarga tercinta saja sudah tidak lagi bisa. Mukhlis merasa sedih, dan ia berjanji tidak ingin lagi hidup seperti ini. Berkali-kali dengan mulutnya ia gumamkan doa kepada Allah Sang Maha Penolong dari balik jeruji agar ia dapat menyelesaikan perkara dan segera bebas dari penjara dan kembali ke rumah untuk berkumpul bersama keluarga.

Dalam kesedihan yang Mukhlis alami, tiba-tiba seperti ijabah doa yang datang dari Allah Swt maka Mukhlis dapati ustadz Iman sedang berkeliling dari satu sel ke sel lainnya. Ustadz Iman adalah pembimbing rohani Islam para tahanan yang kerap memberikan pelajaran mental bagi setiap tahanan yang ada di Lapas Sukamiskin. Sepekan dua kali biasanya ustadz Iman datang ke lapas. Demi melihat datangnya ustadz Iman maka Mukhlis pun memanggil beliau dari balik jeruji.

Terjadilah obrolan antara Mukhlis dan ustadz Iman. Banyak nasehat yang disampaikan sang ustadz kepada Mukhlis, termasuk salah satu nasehatnya adalah agar Mukhlis rajin bersedekah. Ustadz Iman menyampaikan bahwa sedekah itu menjadi salah satu cara yang membuat datangnya pertolongan Allah Swt.

Mukhlis meresapi nasehat itu, maka sejurus kemudian ia bangkit untuk mengambil sesuatu. Ia buka tas dan dari dalam tas tersebut ia ambil uang sejumlah Rp 1 juta dan ia berikan kepada sang ustadz.

“Ustadz..., mohon salurkan uang ini sebagai sedekah saya. Terserah ustadz mau berikan kepada siapa... saya berharap dengan sedekah ini saya akan mendapat pertolongan Allah seperti yang ustadz sampaikan kepada saya!”

Sang Ustadz menerima sedekah Mukhlis. Beliau berjanji untuk menyalurkan sedekah tersebut selekas mungkin. Tak lupa sang Ustadz mendoakan Mukhlis agar segala masalah yang ia hadapi diberi kemudahan oleh Allah Swt.

Sejurus kemudian ustadz Iman pun berlalu meninggalkan Mukhlis.

Ustadz Iman kembali ke kampungnya. Sebelum beliau tiba di rumah beliau menyempatkan untuk mampir di sebuah warung kecil. Beliau membeli sesuatu di sana. Teringat akan titipan sedekah Mukhlis, maka ustadz Iman pun berbincang dengan pemilik warung.

“Bu, punten..., apakah di warung ini ada orang-orang miskin yang punya hutang dan belum bisa terlunaskan?!” tanya ustadz Iman kepada ibu pemilik warung.

“Ada ustadz....! ada beberapa orang susah yang punya hutang di warung saya.” jawab ibu pemilik warung.

“Berapa orang bu kira-kira jumlah mereka dan besaran hutangnya?!” kejar ustadz Iman lagi.

Maka ibu pemilik warung pun menceritakan bahwa ada sejumlah orang miskin yang berhutang di warungnya, dan itu membuat usahanya sulit berkembang sebab modal yang ia putar tertahan oleh hutang-hutang mereka.

Sang ibu pemilik warung menyebutkan sejumlah nama, namun setelah dihitung semua orang itu memiliki jumlah hutang Rp 1,8 juta. Sang ibu mengutarakan; biasanya mereka berhutang keperluan sehari-hari seperti sembako, namun rupanya mereka selalu tidak mampu membayar hutangnya sementara sang ibu tidak tega kalau mendengar mereka mengiba, maka ia pun memberikan izin kepada mereka untuk berhutang di warungnya.

Usai mendapat penjelasan dari ibu pemilik warung maka ustadz Iman menjelaskan bahwa ia memiliki titipan sedekah sebesar 1 juta rupiah. Beliau meminta kepada ibu pemilik warung untuk menghitung siapa saja kiranya yang bisa ditolong agar terbebas dari hutang.

Sang ibu pemilik warung amat senang mendengarnya. Maka ia memberikan data orang-orang susah yang kerap berhutang di warungnya. Setelah dihitung maka ada 7 nama di antara mereka yang bisa dilunaskan hutangnya dengan uang sedekah 1 juta rupiah tersebut.

Dengan baca basmalah ustadz Iman menyerahkan uang sedekah Mukhlis kepada ibu pemilik warung. Sang ibu berucap syukur dan ia mengangkatkan tangan seraya berdoa kepada Allah Swt atas anugerah-Nya yang telah menggerakan hati Mukhlis, orang yang tidak dikenalnya, untuk mau melunasi hutang-hutang orang susah yang ada di warungnya.

Ibu pemilik warung berjanji kepada ustadz Iman untuk memberitahukan kepada 7 nama tadi kabar gembira ini. Maka saat kesemua nama tadi mendapatkan kabar tersebut maka mereka pun bersyukur kepada Allah Swt dan mendoakan Mukhlis dengan penuh kesungguhan.

Ina, istri Mukhlis datang berkunjung ke lapas pada hari Kamis. Ada gurat kegembiraan pada wajahnya. Saat Mukhlis datang di ruang besuk, maka Ina bangkit dari duduknya dan ia tak kuasa menahan tangis. Mukhlis kaget melihat istri tercintanya menangis. Mukhlis menanyakan apa gerangan namun Ina tidak mampu menjawab apa-apa. Tubuhnya bergetar dan terlihat banyak air mata yang mengalir di pipinya. Ina mengeluarkan secarik surat berwarna putih dari tasnya. Surat itu ia serahkan kepada Mukhlis dan langsung surat itu dibaca.

Tidak banyak kata dan kalimat tertulis dalam surat itu. Namun demi membaca surat tersebut, maka Mukhlis pun tertunduk dan mulai meneteskan air mata haru.

“Allahu akbar.... Allahu Akbar.... Allahu Akbar....

Alhamdulillah ya Rabb.... sungguh Engkau Maha Penolong dan Maha Pemurah... Engkau tolong hamba-Mu yang lemah ini untuk keluar dari masalah” pekik Mukhlis dalam doa.

Dalam surat tertanggal hari Selasa dua hari yang lalu tertulis bahwa perusahaan tempat Mukhlis berhutang menyatakan bahwa hutangnya SEBESAR 1 MILYAR RUPIAH TELAH DIHAPUSKAN!

Mukhlis dan Ina saling berpegangan tangan. Mereka sungguh bahagia mendengar berita gembira ini. Berita ini sungguh membuat beban hutang Mukhlis bertambah ringan. Maka usai bertemu dan bertukar kabar, beberapa saat kemudian Ina pun berpamitan untuk pulang ke rumah.

Keesokannya adalah hari Jumat. Seluruh penghuni lapas bersiap untuk melaksanakan shalat Jum'at. Saat menanti datangnya waktu Jum'at tiba Mukhlis mengisinya dengan dzikir dan i'tikaf. Begitu adzan Zuhur dikumandangkan maka naiklah sang khatib yang tiada lain adalah ustadz Iman. Saat menyimak khutbah Jum'at yang disampaikan ustadz Iman maka air mata Mukhlis kembali menetes deras. Mukhlis mengingat perjumpaannya dengan ustadz Iman pada hari Ahad lalu dan ia teringat sedekah satu juta rupiah yang ia titipkan kepada beliau. Sungguh sedekah itu telah dibayar Allah Swt hanya dalam tempo 2 hari menjadi 1000 kali lipat.

Saat shalat Jum'at usai, maka Mukhlis mendatangi ustadz Iman. Ia menyampaikan ucapan terima kasih yang berulang-ulang atas bantuan ustadz Iman menyalurkan sedekahnya. Ustadz Iman pun kembali mengucapkan terima kasih. Beliau sampaikan bahwa pemilik warung dan 7 orang yang berhutang juga turut berterima kasih kepada Mukhlis dan mendoakan. Mendengarkan penuturan ustadz Iman kembali air mata haru mengalir deras di pipi Mukhlis.

Sambil terisak Mukhlis berkata kepada ustadz Iman, “Ustadz..., janji Allah Swt yang ustadz sebutkan bagi orang yang bersedekah sungguh kini telah saya rasakan. Sedekah saya kemarin dalam dua hari sungguh telah Allah bayarkan kepada saya sebesar 1000 kali lipat!”

Mukhlis pun merangkul erat tubuh ustadz Iman. Kedua manusia itu tak henti-hentinya berucap hamdalah dan bersyukur kepada Allah Swt. Ada kebahagiaan yang tiada terperi di hati kedua manusia itu. Keduanya menjadi saksi atas janji Allah, bahwa masalah yang dihadapi bisa mudah diatasi asalkan kita saling menolong terhadap sesama. 

Sabtu, 03 November 2012

"... TIPS MUDAH BERTEMU JODOH ..."

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Sahabatku, Jodoh sudah ditakdirkan Allah, jodoh anda tidak akan kemana-mana dan akan datang jika waktunya tiba. Tugas anda hanyalah berusaha & berdoa untuk segera menjemput j
odoh anda.

Jangan berputus asa dan bersabarlah dalam menjemput jodoh yang telah ditetapkan Allah. Allah memberikan pilihan dalam memberikan jodoh untuk anda.

Pertama, adalah cepat mendapatkan jodoh. Kedua, lambat mendapatkan jodoh. Pilihan ketiga, menunda mendapatkan jodoh sampai bertemu jodohnya diakhirat kelak. Apapun pilihannya jodoh yang ditentukan Allah, itulah yang terbaik bagi anda. Lantas bagaimana cara mudah bertemu jodoh?

Sahabatku, cara cepat bertemu jodoh adalah Perbaikilah diri dan tingkatkan ketaqwaan anda kepada Allah. Terkadang tanpa kita sadari, kita mendikte Allah tentang jodoh kita.

Ketika datang seseorang yang mendekati kita untuk membangun hubungan yang serius mewujudkan keluarga sakinah, kita terburu-buru menolaknya, karena tidak sesuai dengan yang kita inginkan.

Cobalah, bila memang ada yang hendak serius tidak serta merta untuk ditolak namun dipetimbangkan terlebih dahulu sekaligus berdoa memohon petunjuk Allah, bisa jadi orang itu yang memang yang dikirim Allah untuk jodoh anda.

Berprasangka baiklah pada Allah dan berprasangka baiklah kepada siapapun yang memang hendak berta'aruf dengan anda.

Bisa jadi seseorang yang kita anggap buruk, dia adalah baik untuk kita dan yang kita anggap baik, dia adalah orang yang buruk untuk kita. Maka mohonlah yang terbaik menurut Allah maka terbaik pula untuk kita.

Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ..

Jumat, 02 November 2012

"Jika Nabi Muhammad datang ke rumahmu"

♥Bismillahirahmannirahim♥

Jika Nabi Muhammad datang ke rumahmu untuk meluangkan waktu sehari/dua hari bersamamu,,
tanpa kabar apa-apa sebelumnya,
apakah yang akan kaul lakukan untuknya?

Akankah kau sembunyikan buku duniamu?
lalu kau keluarkan dengan cepat Hadist – hadist di rak buku?
atau akankah kau sembunyikan majalah-majalahmu?
Dan kau hiasi mejamu dengan quran yang telah berdebu?

Akankah kau masih melihat film X di televisi?
atau dengan cepat kau matikan sebelum dilihat nabi?

Maukah kau mengajak nabi berkunjung ke tempat yang biasanya kau datangi?
ataukah dengan cepat rencanamu kau ganti?

Akankah kau bahagia jika nabi memperpanjang kunjungannya?
atau kau malah tersiksa karena banyak yang harus kau sembunyikan darinya?

Jika nabi Muhammad ingin menyaksikan,
Akankah kau tetap mengerjakan pekerjaan yang sehari-hari biasanya kau lakukan?
Akankah kau berkata dengan perkataan yang sehari-hari kau katakan?
Akankah kau menajalankan sewajarnya hidupmu seperti halnya jika nabi tidak ke rumahmu?

Sangatlah menarik untuk tahu,
apa yang akan kau lakukan bila nabi Muhammad datang ke rumahmu…

Orang Bijak Selalu Meninggalkan Jejak .. :)

Kamis, 01 November 2012

"WANITA PEMESAN NERAKA"

Seorang kolumnis majalah Al-Manar di Mesir pada tahun 2002, mengisahkan. Dalam sebuah perjalanan, sekitar 300 Km antara kairo-alexandria, disaat cuaca yg panas disebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat karena pakaiannya yg sangat minim dan karena menentang kesopanan. ia duduk di ujung kursi dekat pintu ke
luar.

Tentu saja dg pakaian seperti itu mengundang perhatian kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial. Seorang bapak setengah baya yg kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa pakaian seperti itu bisa mengakibatkan sesuatu yg tidak baik bagi dirinya, disamping pakaian seperti itu juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan.

Tahukah anda apa respon perempuan muda tersebut? Dengan ketersinggungan yg sangat, ia mengekspresikan kemarahannya. karena merasa privasinya terusik. hak pakaian menurutnya hak perogratif seseorang.

"Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya tempat di neraka Tuhan anda!!". sebuah respon yg sangat frontal, dan sang bapak pun hanya beristighfar. ia terus menggumamkan kalimat2 ALLAH.

Detik2 berikutnya suasana pun hening. beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelapdalam mimpinya. tak terkecuali perempuan muda itu. hingga sampailah perjalanan diujung tujuan. di terminal terakhir mikrobus alexandria, semua penumpang siap2 untuk turun. Tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yg masih terlihat tidur. ia berada di dekat pintu keluar. "Bangunkan saja!" begitu kira-kira permintaan para penumpang.

Tahukah apa yg terjadi. perempuan muda tersebut benar2 tidak bangun lagi. ia menemui ajalnya sebagaimana permintaannya. dan seisi mikrobus tersebut terus beristighfar, menggumamkan kalimat ALLAH.

Sebuah akhir yg menakutkan. mati dalam keadaan menentang ALLAH. seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya, seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir tiap saat, seandainya tiap orang takut bertemu dg Tuhannya dalam keadaan yg buruk, seandainya tiap orang tahu kemurkaan ALLAH, sungguh ALLAH masih menyayangi kita yg masih terus dibimbing-NYA. ALLAH akan semakin mendekatkan orang2 yg terus-menerus mendekat kepada-NYA.

“Allah Tak Setuju Dengan Perceraian”

Kisah inspiratif yang menyentuh seringkali muncul tak terduga, di saat-saat yang sepertinya biasa saja. Beberapa waktu lalu, ketika sedang menunggu, seorang bapak tua membagikan ceritanya kepada sa
lah seorang tim Vemale.

Sebut saja namanya pak Alif, usianya sudah menjelang 80 tahun tetapi badannya masih tegap dan pandangan matanya ta
jam penuh damai. Kisah yang dituturkan setelahnya membuat Vemale tertegun sesaat, mengagumi cara Allah menyatakan takdir manusia. Berikut ini kami tuliskan kembali seperti bagaimana beliau menuturkannya.

Ilustrasi Perceraian Ilustrasi Perceraian Saya dilahirkan dari keluarga yang religius, orang tua saya pemuka agama di pinggiran kota Bandung. Setelah lulus kuliah saya mendedikasikan hidup untuk melayani masyarakat di banyak kegiatan sosial, sama seperti pekerjaan orang tua saya. Saya masih sangat muda ketika orang tua menikahkan saya dengan gadis pilihan mereka, yang kebetulan juga gadis idaman saya, seorang wanita dari Medan, cantik parasnya dan rendah hati.

” Kami terbiasa untuk selalu kelihatan rukun meski sebenarnya kami tidak pernah bicara satu dengan yang lain.”

Setelah menikah kami pindah ke Medan. Di sana kami dikenal sebagai keluarga pemuka agama muda. Saya sehari-harinya melayani penduduk setempat di bidang sosial kemasyarakatan dan banyak dipanggil orang ke sana ke mari untuk memberikan ceramah, mulai dari komunitas di Banjarmasin, Gorontalo, bahkan sampai ke luar negeri.

Saya sering dipanggil berceramah Sydney, London, bahkan Copenhagen, L.A. dan New York. Begitu sibuknya saya sampai-sampai tidak mengenal istri saya. Dari situ mahligai pernikahan kami mulai diterpa badai, kami seperti dua orang asing yang tidur seranjang dan tidak pernah ada komunikasi. Hanya menutup mata dan bangun sambil saling tidak peduli.

Di luar banyak orang menilai kami berdua adalah pasangan yang harmonis dan penuh kasih sayang, tetapi sesungguhnya kami hanya berakting karena posisi kami sebagai pemuka agama yang cukup terpandang. Kami terbiasa untuk selalu kelihatan rukun meski sebenarnya kami tidak pernah bicara satu dengan yang lain. Suatu hari kami sepakat untuk berpisah, karena kami merasa tidak harmonis lagi.

Pernikahan kami tidak dikaruniai anak, banyak orang mengira itu penyebabnya, tetapi bukan karena itu kami berpisah. Perpisahan ini semata-mata karena kami berdua sudah tidak tahan satu dengan yang lain. Hati saya sebenarnya tidak mau cerai karena buat agama saya, perceraian adalah tidak mungkin karena apa yang disatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia. Istri saya pun demikian, dia tidak siap dengan perceraian apalagi kami berdua adalah pemuka agama.

Tetapi semua tidak dapat dielakkan. Delapan tahun usia pernikahan kami ketika kami berpisah. Saya kembali ke Bandung setelah perceraian itu, pelan-pelan saya mulai membangun kredibilitas saya dan mulai aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan lagi. Beberapa tahun kemudian saya bertemu seorang wanita keturunan Cina asal Semarang dan kami menikah. Tetapi perkawinan ini tidak bertahan lama, hanya 3 tahun karena istri saya dipanggil Tuhan.

Saya dengar mantan istri saya di Medan juga menikah lagi dengan seorang pengusaha. Setelah itu saya tidak pernah lagi menerima kabar mengenai dirinya, tidak tahu dia di mana, tidak tahu bagaimana keadaannya. Bertahun-tahun saya sendiri, saya tidak punya hasrat untuk menikah lagi.

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Salam santun dan keep istiqomah ...

--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ----

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....